Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/isuzuas2/public_html/wp-content/themes/Isuzu/header.php on line 318
Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/isuzuas2/public_html/wp-content/themes/Isuzu/header.php on line 318
Posted on: March 24th, 2021 by Isuzu Admin No Comments
Dalam turut berperan pada kemajuan negeri ini, kami tidak hanya terus berusaha untuk menyuguhkan produk kendaraan niaga yang sesesuai mungkin dengan kebutuhan di masyarakat.
Hal ini tentu berkaitan dengan teknologi canggih yang menguntungkan hingga kebutuhan-kebutuhan terpenuhi dengan biaya operasional yang sedemikian efisien.
Seiring hal itu, kami juga menyadari bahwa kemajuan negeri ini turut ditunjang oleh generasi-generasi yang mumpuni. Tentu saja hal tersebut tidak terlepas dari faktor kesehatan generasi itu sendiri.
“Kesehatan merupakan fokus utama pemerintah di masa pandemi seperti sekarang ini. Masa kehamilan, usia dua tahun pertama, itu penting (masa emas) supaya Indonesia ke depannya bisa memiliki generasi ke depan yang lebih baik,” ujar Ernando Demily, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI).
Manakala kami akrab dengan kemajuan teknologi, dan kebutuhan pemenuhan kesehatan perlu didukung hal yang sama, maka kami pun bersepakat dalam pemenuhan kebutuhan 100 timbangan digital.
Dalam program Corporate Social Responsibility (CSR), kami bekerja sama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) TP-PKK Pusat Kementeriam Dalam Negeri (Kemendagri).
Kegitan CSR Isuzu ini sejalan dengan program CSR Astra International yang terdiri dari 4 pilar, yakni Pendidikan, Kesehatan, UMKM, dan Lingkungan. Di sisi lain, TP-PKK Pusat Kementeriam Dalam Negeri memiliki program memberikan alat timbang untuk posyandu di seluruh wilayah Indonesia.
Kali ini, sebanyak 100 unit timbangan digital diberikan kepada posyandu-posyandu di wilayah Indonesia bagian Timur.
Mengapa terpikir akan timbangan digital? Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan akan kepastian bobot tubuh yang sehat bagi generasi mendatang demi menghindari problem stunting.
“Masalah stunting dan pandemi adalah prioritas kali ini. Tantangan ini harus dari semua lini yang bergerak, termasuk PKK ini,” ujar Ketua Umum TP PKK Pusat Tri Tito Karnavian.
Hadir di tempat sama, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjelaskan bahwa donasi berupa alat timbang untuk bayi dan balita ini begitu bermanfaat karena di sejumlah daerah banyak yang membutuhkannya.
Dalam kegiatan ini, Isuzu turut membantu dan akan langsung menyalurkannya kepada posyandu-posyandu di daerah yang membutuhkan.
“Kami mengucapkan terima kasih. Kami harapkan juga generasi penerus kita tumbuh dengan kuat, sehat, dan bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi ke depannya,” ujar Tito.
Peran ibu-ibu PKK di sini, seperti disampaikan Mendagri, begitu penting. Sebab, mereka menjadi akselerator peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimulai dari lingkup pertama, yaitu keluarga.
“Ibu-ibu yang akan berperan, terutama dalam hal kesehatan di lingkungan keluarga. Ibu PKK di sini juga akan membantu menyalurkan kebutuhan bagi masyarakat yang membutuhkan,” ucap Tito.
Penyerahan timbangan ini sendiri tidak terlepas dari peringatan Hari Kesatuan Gerakan (HKG) PKK yang lahir pada tanggal 4 Maret 1972, dan Peringatan HKG PKK Ke-49 Tahun 2021.
Seiring hal itu, Isuzu sendiri juga memiliki kegiatan CSR bertema “Isuzu Health Partner”. Salah satu kegiatannya adalah membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana posyandu.
Program ini digulirkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di lingkungan bisnis Isuzu, dengan menggandeng beberapa posyandu dan pemangku kepentingan lainnya.
Posted on: March 16th, 2021 by Isuzu Admin No Comments
Dalam sekali jalan, kami melihat bagaimana sebuah truk membutuhkan bermacam komponen biaya operasional. Salah satunya adalah uang jalan untuk pengemudi.
Uang solar, uang tol, hingga kebutuhan pengemudi termasuk makan dan minum karena perjalanan yang lama dan jauh menjadi bagian pecahan dari komponen uang jalan tersebut.
Begitu pula yang didapatkan Yudhafri. Pria yang tinggal di wilayah Jakarta Utara ini bekerja antar mengantar perbekalan di sebuah perusahaan Jerman.
“Dikasih uang jalan pulang pergi kalau lagi bawa truk engkel (empat roda) sekitar Rp 800.000. Itu solar, tol, sudah semua,” akunya.
Memulai perjalanan pagi, dia biasanya akan sampai di tempat tujuan sekitar sore hari. Yudhafri memang mengaku gas terus. “Josss terus” kalau dalam bahasanya.
Perusahaannya sendiri menyediakan bermacam truk. Ia sendiri lebih sering menggunakan truk ringan empat roda, dan Isuzu Elf menjadi andalannya.
Kesan menyenangkan yang selalu dia ingat saat dapat giliran mengendarai Isuzu Elf adalah hemat. Uang jalannya jadi tersisa, usai pulang mengantar barang, yang antara lain merupakan obat-obatan.
“Isuzu irit bener itu. Kan ada semboyannya tuh, ‘Isuzu rajanya diesel’,” kata dia lalu terkekeh karena ingat kalimat iklan Isuzu Elf di TV dan sejumlah media massa lainnya.
“Josss terus” dalam prinsipnya adalah jalan terus pergi pulang dalam satu hari dan tidak buang waktu, tetapi tidak terburu-buru. Dia mengaku merupakan tipe pengemudi yang santai saja saat mengemudikan truk.
Di sisi lain, uang jalan yang disediakan perusahaan masih mungkin untuk membuatnya berhemat. Ditambah lagi truk Isuzu—termasuk Elf—adalah jajaran truk yang efisien dalam hal konsumsi bahan bakar solar.
“Hemat-hematnya Rp 250.000-Rp 300.000. Ini uang jalan di luar gaji ya. Lumayan buat dibawa pulang,” akunya.
Nominal yang bisa ia kantongi tersebut sebenarnya juga didukung dari hematnya bahan bakar Elf. Menurut perhitungannya, setidaknya perjalanan sehari pergi-pulang ke luar kota masih membuatnya bisa berhemat bahan bakar.
“Kalau Isuzu PP paling bolak-balik Rp 400.000 untuk engkel empat roda. Ini solar doang di luar tol. Kalau lainnya solar Rp 500.000 lah. Masih ada sisa Rp 100.000. Lumayan buat beli baju ha-ha-ha,” kata dia.
Posted on: March 14th, 2021 by Isuzu Admin No Comments
Kita sama-sama menyadari bahwa saat ini adalah fase bangkit dari kondisi akibat pandemi lalu. Meski dampaknya masih terasa, bisnis mestilah berjalan.
Pemerintah sendiri sudah menekankan perbaikan kondisi ini. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam APBN menjadi perangkat untuk memastikan bahwa penanganan pandemi lebih efektif dan diwujudkan dengan berbagai fokus.
“Situasi saat ini sudah lebih baik karena kita sudah lebih memahami perkembangan COVID-19,” tutur Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (PKEM BKF) Hidayat Amir seperti dikutip publikasi Kementerian Keuangan.
Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi akan tumbuh di kisaran 4,5-5,5 persen year on year dengan titik tengah di angka 5 persen. Angka ini sejalan prediksi beberapa lembaga internasional, termasuk International Monetary Fund (IMF), World Bank, dan Asian Development Bank.
Dengan prediksi yang menyegarkan ini, tentu kita sebaiknya sama-sama bertahan demi berjalannya perniagaan secara berkelanjutan.
Yang menarik, seperti kita juga ketahui, justru beberapa lini bisnis justru bertumbuh di tengah pandemi. Oleh karenanya. menjadi jurus yang jitu jika pada akhirnya kita coba bergerak ke sisi lain yang lebih menjanjikan dan bertumbuh.
Sekadar contoh peralihan bisnis, hal ini juga dilakukan antara lain dilakukan oleh salah satu klien kami, PT Sumo Andalan Power. Supriyanto selaku owner dari PT Sumo Andalan Power menjalankan lini bisnis baru, yang uniknya dijalankan karena mendengarkan permintaan di luar usahanya.
“Pada awal mula, kami berkembang di bidang penjualan, servis, dan rental alat berat. Adanya permintaan untuk penyewaan truk dari kien kami membuat kami terjun di bidang trucking. Cukup membantu menaikkan pertumbuhan usaha perusahaan kami karena kebutuhan pasar yang berkembang pada dunia transportasi, terlebih pada logistik,” ujarnya.
Pada akhirnya memang logistic tumbuh hijau di tengah masa pandemi. Data Kementerian Keuangan dikutip Tempo.co menyebut bahwa transaksi pembelian lewat e-commerce meningkat 18,1 persen menjadi 98,3 juta transaksi dengan total nilai transaksi naik 9,9 persen menjadi Rp 20,7 triliun.
Menggeliat dengan lini usaha baru, atau bisa juga bertahan dengan asset dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Bicara truk sebagai aset, penghematan operasionalnya juga menjadi jurus berniaga di tengah pandemi.
Teknologi common rail misalnya, operasional bahan bakar bisa dihemat, yang menurut pengakuan pengusaha pengguna Isuzu setidaknya mencapai 20 persen.
“Isuzu juga kan common rail gencar ya. Isuzu yang pertama. (Ini menarik bagi konsumen) karena konsumsi BBM-nya dan karena di jaringan Astra juga,” ujar Tri Utomo dari PT Surya Putra Barutama.
Program-program aftersales lainnya, seperti perawatan, edukasi hingga bagaimana memaksimalkan keenokomian di perjalanan juga bisa dimanfaatkan. Sejatinya, energi mesti tetap terjaga sebab banyak aspek yang sebenarnya bisa menjadi jurus jitu di masa-masa seperti sekarang ini.
Posted on: March 9th, 2021 by Isuzu Admin No Comments
Mungkin kita masih ingat ramainya antrean pengurusan tax amnesty di tahun 2016 lalu. Banyak orang berbondong-bondong datang ke kantor pajak. Tujuannya antara lain tentu saja agar tenang.
Tenang terhadap aset yang kita miliki. Tenang terhadap perekonomian pribadi dan usaha yang sudah berdiri.
Entah karena rasa khawatir atau alasan lainnya, budaya patuh terhadap regulasi selalu datang karena kebimbangan. Hal ini bahkan dilakukan manakala kita sebelumnya sudah mendapatkan informasi mengenai wacana-wacana terkait regulasi itu sendiri.
Wacana memang kerap bergulir. Namun ketika informasi mengenai regulasi itu datang dari pemerintah, maka dibanding membiarkan rasa bimbang, banyak yang membudayakan diri untuk patuh.
Kami juga menyoroti wacana mengenai emisi sebagai contoh lainnya. Wacana penerapan akan aturan ini terus bergulir. Berangkat dari sinilah kami sejak lama mempersiapkan diri dengan truk-truk bermesin common rail, seperti di Isuzu Giga. Sebab, perlahan tapi pasti, pemerintah mewujudkan keseriusannya.
Contoh terbaru adalah Instruksi Gubernur (Ingub) DKI Jakarta Nomor 66 tahun 2019 tentang Percepatan Pelaksanaan Pengendalian Kualitas Udara di DKI Jakarta.
“Memperketat ketentuan uji emisi bagi seluruh kendaraan pribadi mulai pada tahun 2019 dan memastikan tidak ada kendaraan pribadi berusia lebih dari 10 (sepuluh) tahun yang dapat beroperasi di wilayah DKI Jakarta pada tahun 2025,” demikian bunyi petikan dalam ingub tersebut.
Masih soal emisi, biosolar akhirnya diterapkan untuk diesel. Baru-baru ini pula, BBM premium hampir total ditiadakan di sejumlah SPBU. Pertamina sebagai penyedia pun sudah mengalihkan penggunaan Pertalite khusus.
Maka selanjutnya adalah kebijakan mengenai Euro IV yang tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P. 20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/ 2017 tentang baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe Euro-4. Sebab, wacana terakhir, peraturan ini akan diterapkan pada 2022 mendatang.
Syukurlah, kita sudah berusaha patuh. Sebab, mesin common rail Isuzu Giga sudah siap untuk menghadapi regulasi yang akan hadir ini.
Posted on: March 8th, 2021 by Isuzu Admin No Comments
Mengemudikan truk di jalan bisa dilakukan berjam-jam. Bermacam tugas dijalankan, tidak hanya siang tetapi juga malam, yang sarat dengan kisah unik.
Contohnya adalah Cornelis Ogi. Pengemudi yang bekerja untuk sebuah perusahaan ekspedisi ini memulai aktivitasnya di pagi hari. Tugasnya adalah menyisir paket-paket di tiap cabang jasa pengiriman.
“Rutinitas pagi, berangkat, lalu ke cabang-cabang ambil paket,” ujar pria berkacamata yang mengemudikan truk berwarna merah ini.
Truk yang ia kemudikan sendiri adalah Isuzu Elf NLR 55. Truknya ini baginya cukup efisien.
Kami memang menggunakan mesin 4JB10TC yang menghasilkan tenaga sebesar 100 PS dengan konsumsi yang seefisien mungkin.
Ogi sendiri mengakui hal itu. Setiap kali harus jalan memenuhi tugasnya, ia melihat ada yang unik saat menyambangi SPBU.
“Irit banget sih. Bisa dilihat waktu isi di SPBU. Beda sama yang lain,” aku pria yang tempat kerjanya berada di wilayah Jakarta Selatan ini.
Tidak bisa dipungkiri, permintaan akan kebutuhan ekspedisi membeludak seiring peningkatan perdagangan online efek dari pandemi. Di sisi pengemudi truk, mereka dituntut untuk selalu kerja cepat.
Alhasil banyak kiat agar tugas tersebut terpenuhi, termasuk kepandaian memilih rute, dan lainnya. Ini seperti juga yang diterapkan oleh pengemudi lain bernama Gomgom.
Gomgom—yang juga menggunakan Elf—punya cerita unik karena beberapa kali mendapatkan tugas mengemudi malam. Misalnya saja melihat sosok yang tidak lazim sedang menyeberang.
“Tiba-tiba ada orang nyeberang. Sepintas kayak orang biasa. Tapi kalau diperhatiin lagi, badannya kayak enggak utuh. Pas sudah lewat, penasaran lihat lagi lewat spion, eh kok enggak ada,” kata dia.
Biasa berkutat di jalur Cilincing-Cakung hingga kawasan industri Marunda, Jakarta Utara membuat Gomgom mesti pandai memilih rute. Memang kadang ceritanya seunik itu, lalu lainnya harus pilih jalan demi menghindari kemacetan.
“Biasanya kalau udah keluar tol, pilih lewat BKT Harapan Indah,” ujarnya menyebut jalur panjang di samping kanal yang cenderung kosong.
Pilih jalur yang tepat dan berdoa juga memahami trik saat mengemudi merupakan hal-hal yang sepatutnya dilakukan pengemudi.
Bagi kami sendiri, pengemudi-pengemudi dari para costumer pengguna Isuzu mendapatkan dukungan spesial berupa pelatihan.
Beberapa pengingat justru menjadi hal penting bagi para pengemudi. Misalnya saja, kami mengedukasi para pengemudi, antara lain “one round check”.
“Kebanyakan pengemudi mungkin sudah tahu hal-hal ini. Namun, soal pemeriksaan yang dilakukan, terkadang mereka baru tahu fungsinya untuk apa,” kata Instruktur Project Training Center kami, Thomas A WijanarkaThomas.
Dengan dukungan spesial berupa edukasi ini, pengemudi diharapkan bisa menjalankan truk sebaik dan sefisien mungkin, tanpa mengabaikan unsur keamanan dan keselamatan apalagi emosi di jalan. Sebab, edukasi-edukasi seperti defensive driving juga masuk dalam materi edukasi kami.