Di momen Ramadan ini, dua driver Isuzu yaitu Pak Dede Setiawan dan Pak Puji menceritakan suka duka sebagai sopir truk terutama di bulan Puasa dan Lebaran. Keduanya menceritakan seperti apa pengiriman di musim ini dan kerinduan dengan keluarga. Inilah cerita kedua sopir truk yang sudah bertahun-tahun menemani dan ditemani Isuzu.
Dede sudah mengemudi truk untuk berbagai perusahaan sejak tahun 2008. Saat ini Dede sudah berkeluarga, tinggal dengan seorang istri dan satu orang anak usia SD. Setiap hari Dede mengemudi dari pagi sebelum pukul 5 dan baru pulang di sore hari. Dede mendapat jatah libur 1 hari setiap minggu. Dede bercerita, jam kerjanya yang panjang ini membuatnya jarang mendapat kesempatan bermain dan berinteraksi banyak dengan sang anak, “Anak kadang protes sih, ayah kapan libur? Atau kadang kalo lagi minta sesuatu lagi gak ada dananya ya mau gamau bilang nanti bulan depan,” ujar Dede. Selain pekerjaan utamanya, Dede juga mengaku terkadang sepulang kerja masih menyempatkan diri bekerja sampingan sebagai ojek online (ojol), “Kadang saya pulangnya disempetin ngojol aja kalo badan masih kuat.”
Hal yang dirasa Dede paling menyita waktu dan energi ketika menyetir bisa bermacam-macam, mulai dari antre panjang untuk isi BBM, kemacetan hingga pak ogah atau pengatur lalin nonresmi di jalan yang tidak mau membantu truk U-turn atau putar balik, “kalo lagi ga bawa duit di jalan mau puter balik itu suka didiemin. Mau gak mau harus disabar-sabarin.”
Ketika tim Isuzu menanyakan terkait pengiriman di kala Ramadan seperti ini, Dede mengaku tidak banyak perbedaan, “Sebenernya sama aja kayak hari biasanya paling rutenya (yang berbeda).” Terkait jam kerjanya yang panjang dan kesulitan lain di jalan, Dede mengaku sebenarnya sangat ingin meluangkan waktu lebih untuk keluarga. “Kalo soal itu buat saya dijalanin aja lah, cuman ya balik lagi demi keluarga,” tutur Dede menutup perbincangan.
Sebelum menjadi pengemudi, Puji sempat menjadi kenek terlebih dahulu. Baru sejak tahun 2005 Puji mulai dipercaya mengemudikan truk perusahaan. Puji saat ini memiliki seorang istri dan 2 orang anak berusia 3 tahun dan 5 tahun. Saat ditanya tentang momen bersama keluarga, Puji mengaku jarang bertemu keluarga, “Saya jarang, udah hampir 2 bulan ini belum pulang. Sebelumnya pernah juga sampai 3 bulan gak pulang,” Kondisi pekerjaan yang melelahkan dan memakan waktu panjang ini membuat Puji harus menahan rindu untuk bertemu keluarga, walaupun Puji sebenarnya sangat ingin bertemu mereka. Hal ini menurut Puji salah satu keluhan yang banyak dialami pengemudi truk lainnya, “Kadang kalo lagi nyetir saya nangis karena kepikiran sama anak dan keluarga pas di jalan. Yah kebanyakan sopir keluhannya sama ya ngeluhnya soal keluarga.”
Puji mengaku tidak memiliki pekerjaan sampingan, selain waktu yang terbatas juga karena perusahaan tempatnya bekerja tidak memperbolehkan karyawan bekerja sampingan.
Terkait pengantaran di bulan Puasa ini, Puji mengaku memang ada lonjakan pengantaran di momen Ramadan dan Lebaran, namun keterbatasan tenaga kerja dan kemampuan mereka kerap menjadi beban tersendiri bagi Puji, “sopir truk di tempat saya ini yang baru-baru pada gak kuat akhirnya balik ke saya.”
Hal ini diakui Puji sebagai salah satu keluhan utamanya sebagai pengemudi truk, “di perusahaan saya itu sopir-sopirnya pada keluar masuk. Akhirnya sering banget tuh saya lagi yang diminta tolong buat anter barang.” Selain itu kendala lain yang kerap ditemui Puji adalah terkait regulasi di jalan yang seringkali tidak ideal dan tidak sesuai panduan tertulis, “Pernah saya nyasar, terus karena bolak-balik terus, saya disamperin sama aparat. Saya kasih surat-suratnya, aman. Tapi ya gitu dicari-cari kesalahan saya dan akhirnya truk saya dikandangin,” ujar Puji.
Dalam momen Ramadan ini, cerita Pak Dede Setiawan dan Pak Puji memberikan gambaran mendalam tentang pengalaman mereka sebagai pengemudi truk, terutama di bulan puasa dan Lebaran. Meskipun dihadapkan pada tantangan besar seperti waktu panjang di jalan dan kerinduan akan keluarga, semangat mereka tidak pernah luntur. Pak Dede ingin lebih banyak waktu bersama anaknya, sementara Pak Puji menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menghadapi lonjakan pengantaran di musim ini. Meskipun penuh kesulitan, keduanya menegaskan bahwa segala pengorbanan mereka didasari oleh cinta dan tanggung jawab terhadap keluarga. Yuk kirimkan cerita Isuzu Partner bersama Isuzu dan dapatkan hadiah mudik dengan nilai THR senilai hingga 50 juta! Cek di sini sekarang!