Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/isuzuas2/public_html/wp-content/themes/Isuzu/header.php on line 318
Warning: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable in /home/isuzuas2/public_html/wp-content/themes/Isuzu/header.php on line 318
Posted on: September 30th, 2022 by Isuzu Admin No Comments
Garansi adalah layanan yang diberikan Isuzu baik untuk pembelian Isuzu Traga, Isuzu Elf, maupun Isuzu Giga. Untuk mengklaim garansi tersebut, Isuzu menghadirkan perubahan baru ke arah digital berupa E-KSG yang menjadi wujud baru kupon servis garansi (KSG) seiring langkah Isuzu untuk proses yang serba cepat dan mudah menuju era digital.
Demi meminimalkan proses klaim sebelumnya, saat ini langkah klaim garansi bisa dilakukan cukup melalui perangkat ponsel atau handphone. Klaim cukup diajukan dengan mengirimkan kode redeem E-KSG melalui SMS 0895-0170-1700 untuk konfirmasi ke dealer. Selanjutnya, dealer akan memberikan verifikasi sebagai balasan.
Dalam prosesnya, dealer mengirimkan data klaim KSG untuk verfikasi ke Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) berupa sejumlah poin, yakni nomor rangka, masa aktif kupon KSG berdasarkan kilometer dan waktu, serta riwayat penggunaan KSG.
Langkah ini memberikan keuntungan bagi konsumen karena hemat waktu tanpa lama menunggu serta tidak lagi perlu datang ke dealer untuk proses konfirmasi dan verifikasi dibanding sebelumnya ketika menggunakan kupon fisik.
Langkah ini juga menguntungkan bagi dealer. E-KSG mepercepat validasi kupon KSG karena sudah terstandarisasi berdasarkan kilometer dan waktu. Secara bersamaan, sistem kerja ini menciptakan simplifikasi terhadap proses penagihan untuk klaim KSG, serta mudahnya untuk menelusuri atau tracking pembayaran klaim KSG.
Sistem digitalisasi klaim servis garansi ini sendiri akan berkembang secara bertahap dengan kehadiran My Isuzu.ID yang bisa diunduh melalui Playstore maupun Appstore. Isuzu juga akan menerapkan buku servis digital sehingga tidak diperlukan lagi biaya ketika pergantian buku servis.
Posted on: September 30th, 2022 by Isuzu Admin No Comments
Isuzu Astra Motor Indonesia ambil bagian dalam menerapkan Environmental Social Governance dengan berinisiatif terhadap penggunaan panel surya dan sejumlah langkah serta bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam bentuk renewable energy certificates (REC). Secara keseluruhan, gerakan ini dapat memangkas 4.808 ton CO2.
Pemasangan panel surya tentu berpengaruh dalam menghemat penggunaan sumber daya listrik konvensional selama ini. Di luar itu, Isuzu Astra Motor Indonesia juga menerapkan substitusi terhadap penggunaan lampu penerangan merkuri menjadi LED.
“Kami memiliki head office di Sunter, warehouse di Pondok Ungu, dan pabrik di Karawang. Penerapan ini secara prioritas akan lebih banyak di area Karawang,” ujar Arya Wicaksono, GA-SESR Department Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI).
Untuk pemasangan panel surya, IAMI akan memasang panel surya untuk menghasilkan 123 Kilo Watt-peak (KWP) dari target total 448 KWP pada tahun 2022 ini.
“Tahap pertama, kami coba install 123 KWP dari 448 KWP untuk tahun 2022,” ujarnya. Dengan jumlah tersebut, peran panel surya bisa menggantikan listrik konvensional yang selama ini biasa digunakan untuk berbagai kebutuhan, dari penggunaan lampu, komputer, AC, hingga lainnya.
Sebagai gambaran, 1 KWP dalam kondisi tertentu bergantung pada intensitas matahari maka bisa menghasilkan 3,5 KWH.
Adapun mengenai kesertaan IAMI terhadap REC dari PLN, hal tersebut akan digunakan untuk mendukung Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Kamojang, yang terletak di antara perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Investasi dari IAMI sendiri untuk REC sudah dilaksanakan sebanyak 611 unit per bulan sejak bulan April dan akan berlanjut hingga Desember 2022 dengan total 5.499 unit.
“Melalui insiatif pemasangan panel surya dan kerja sama dengan PLN dalam menginstal proyek energi terbarukan geotermal, hal ini menandakan IAMI sudah mulai untuk peduli terhadap program Environmental Social Governance,” ujarnya.
Posted on: September 30th, 2022 by Isuzu Admin No Comments
Masih hangat dalam pemberitaan, kecelakaan truk trailer di Jl Sultan Agung, Bekasi. Pada kejadian tersebut, sebuah truk yang menarik gandengan berbobot tanpa disadari menghantam ke arah sebuah halte. Tujuh anak SD meninggal dunia saat itu.
Kecelakaan-kecelakaan yang melibatkan truk sejatinya berulang dari tahun ke tahun. Persoalan menyangkut rem tak urung dibahas. Yang perlu disadari, tentu tidak seperti sebuah kendaraan kecil, injak rem apalagi secara tiba-tiba adalah sebuah kefatalan.
Saat itu, rem bisa panas sehingga menyisakan gap antara teromol dan kampas karena kombinasi bobot-tindakan mendadak; atau bahkan untuk rem angin, udara bisa saja kosong menyebabkan rem terasa keras, apalagi jika truk dimodifikasi secara asal untuk misalnya penggunaan klakson telolet—menyebabkan angin terbuang karena digunakan untuk klakson sambil rem, seperti yang terjadi di Balikpapan, Jumat (21/1/2022), ketika truk tak bisa menghentikan laju di turunan lalu menabrak 6 mobil dan 14 sepeda motor sehingga 30 orang luka-luka dan 4 orang meninggal dunia.
“Saat melalui jalananan menurun, pengemudi tidak dapat menginjak pedal gas karena keras,” ujar Achmad Wildan, investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dikutip media massa dalam menanggapi penyebab kecelakaan di Balikpapan, pertengahan Januari 2022 lalu.
Menginjak pedal rem menjadi hal refleks saat menghadapi kegentingan. Bagi pengemudi truk yang terbiasa dengan rem angin, maka tuas pun dioperasikan. Namun pada sistem antilock braking system (ABS) seperti yang sudah terpasang di Isuzu Giga, rem pun terhindar dari kondisi mengunci sehingga tidak lantas tergelincir, utamanya saat berada di jalan licin.
Rem pada sistem ABS akan bekerja secara bertahap dalam hitungan yang sangat cepat. Di turunan licin apalagi yang berujung tikungan, maka ABS akan sangat membantu dalam pengendalian.
Kombinasi sistem rem angin atau full-air brake dan ABS tersedia di tractor head Giga GXZ 60 K ABS (N), Isuzu Giga GVZ 34 K HP ABS (N), dan Isuzu Giga GVR 34 J HP ABS (N).
Selain memang menjadi solusi terhadap over dimension and over load (ODOL) karena tractor head bertrailer bisa membawa beban lebih banyak, penggunaan rem ABS dan atau dengan full-air brake menjadi pencegah penting di tengah kecelakaan yang berulang, dan tentu pula menghindarkan downtime.
Posted on: September 30th, 2022 by Isuzu Admin No Comments
Kenaikan harga BBM atau bahan bakar minyak per Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 lalu membangun perhitungan ulang pengeluaran biaya operasional. Namun bagi pengendara pick up bahan bakar solar seperti Isuzu Traga, mereka masih bisa merasakan kenaikan yang tidak sesignifikan bensin.
Solar sendiri naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 atau selisih Rp 1.650. Coba saja bandingkan dengan pengguna kendaraan angkut berbahan bakar bensin yang saat ini di level terbawah hanya bisa mengandalkan Pertalite. Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000. Artinya, ada selisih Rp 2.350. Cukup signifikan jika mengingat hampir setengah biaya operasional adalah bahan bakar.
Tak hanya unggul di solar jika melihat kondisi saat ini, Isuzu Traga juga memiliki daya angkut yang besar untuk sebuah kendaraan yang siap keluar masuk area perumahan.
Jika pick-up lain memiliki ukuran bak sekitar 2.600 mm, tipe bak open cargo Isuzu Traga memiliki panjang 2.960 mm. Isuzu juga menyuguhkan perhituangan daya muat realistis bahwa ukuran tersebut dihitung dari sisi dalam, yakni sepanjang 2.810 mm.
Dengan beban ekstra berat, radius manuver Isuzu Traga dibuat 4,5 meter saja untuk menjaga kelincahannya. Catatan ini menarik. Sebab radius putar itu bahkan lebih kecil dari sebuah kendaraan LCGC.
Melihat fungsinya sebagai kendaraan pick-up yang notabene antara lain untuk kebutuhan keluar-masuk di area permukiman, radius manuver Isuzu Traga memudahkan berbagai jenis barang angkut di kelasnya.
Apakah untuk kebutuhan pengantaran galon, material, hingga kebutuhan pindah barang sampai dengan ekspedisi, Isuzu Traga punya kemudahan untuk aneka karoseri, termasuk bak terbuka, boks, hingga tipe blind van.
Radius manuver Isuzu Traga yang 4,5 meter saja dan lebih kecil dari LCGC diimbangi dengan suspensi. Untuk roda depan, Isuzu Traga sudah dipasangi double wishbone dengan coil spring. Manuver pun lebih sigap—mengingat double wishbone justru banyak diandalkan di mobil-mobil sport.
Posted on: September 30th, 2022 by Isuzu Admin No Comments
Truk merupakan kendaraan angkut dengan daya besar. Tidak heran kemudian perkembangannya linear dengan mesin-mesin tangguh termasuk di Isuzu yang bahkan bukan hanya berdaya besar tetapi juga terkenal dengan “flat torque”.
Di sisi lain, efisiensi juga mau tidak mau terus jadi perhatian. Bagi Isuzu, bukan hanya mesin berdaya besar dan juga efisien bahan bakar yang jadi perhatian, melainkan semuanya tetap wajib bermuara pada “Product Fit”.
Misalnya, Isuzu memiliki pilihan truk untuk kelas medium truk Isuzu Giga yang salah satu tipenya dibuat agar pas atau cocok untuk kebutuhan muatan besar tetapi dengan mesin memadai. Dengan demikian, muat banyak, tetapi efisien secara daya.
“Contohnya kami memiliki konsumen yang usahanya adalah pengangkutan part. Misalnya dia hanya bawa kursi atau lainnya. Kursi kan hanya busa jadi ringan, tetapi dia butuh sekali angkut dalam jumlah banyak,” ujar Arvin Sumbung, Product Marketing CV & LCV Manager, PT Isuzu Astra Motor Indonesia.
Untuk kebutuhan tersebut, Isuzu Giga FVM dengan karoseri wing box atau boks bersayap merupakan produk yang cocok.
“Jadi, dia butuh muat barang besar, butuh volume ruang besar, tetapi bobotnya tidak berat,” sambung Arvin.
Dia menerangkan, Product Fit merupakan bagian dari Value Proposition Isuzu, selain Fast & Easy Process, dan Competitive Owning Operating Cost.
Dalam Product Fit, sebuah truk mestilah sangat sesuai dengan kebutuhan pengguna di Indonesia, termasuk dalam mempertimbangkan kebutuhan volume besar tetapi efisien secara operasional—seperti pada kebutuhan konsumen di atas.
Isuzu Giga sendiri terbagi dalam pilihan tipe Isuzu Giga FVM untuk 10 ban 6×2, Isuzu Giga FVZ 10 ban 6×4 untuk medan berat dan siap angkut beban tinggi seperti material tambang, lalu yang lebih ringan yakni Isuzu Giga FRR dan Isuzu Giga FTR.
Untuk Isuzu Giga FVM 10 ban 6×2, tersedia varian Isuzu Giga FVM N (panjang 8.945 mm), Isuzu Giga FVM N HP ABS (panjang 8.640 mm dengan daya mesin 285 HP serta transmisi 8-percepatan dan rem ABS), lalu Isuzu Giga FVM U (panjang 11.945 mm), serta versi ekstra FVM U (panjang 11.945 mm berdaya mesin 285 HP serta transmisi 8-percepatan dan rem ABS).
Dengan target bisnis, termasuk untuk faktor efisiensi, kebutuhan yang paling pas seperti digambarkan di atas bisa dipenuhi secara spesifik dengan aneka pilihan Isuzu, termasuk lini Isuzu Giga.
Posted on: September 30th, 2022 by Isuzu Admin No Comments
Kenaikan harga bahan bakar, sulit ditampik, akan serta merta merevisi perhitungan pengeluaran terbesar dalam kalkulasi total operasional perusahaan. Apalagi jika setengah dari pengeluaran biaya operasional justru adalah bahan bakar. Eco driving mungkin bisa menjadi solusi.
Per Sabtu (3/9/2022) lalu, harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000. Artinya, ada selisih Rp 2.350. Sementara itu, solar naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 atau selisih Rp 1.650.
Jika kemudian terpikir beralih ke kendaraan solar termasuk dari pick-up bensin ke pick-up seperti Isuzu Traga, bagaimanapun itu, sejumlah faktor memang membutuhkan strategi dalam perubahan kondisi ini. Dengannya, penting untuk mempelajari efisiensi dalam operasional, semisal dengan eco driving.
Banyak hal yang menunjang eco driving. Salah satunya adalah gaya berkendara pengemudi.
Setidaknya ada enam hal yang perlu diperhatikan pada gaya berkendara pengemudi agar penggunaan solar bisa lebih hemat, yakni jaga kecepatan, jaga RPM mesin, memaksimalkan gigi tinggi, menjaga kecepatan konstan, efektivitas engine brake, dan idling, seperti dijelaskan dalam materi pengajaran Isuzu bagi para pengemudi berdasarkan tes 1 km di jalur lurus.
JAGA KECEPATAN
Perlu diketahui, dalam kinerja mesin sebuah kendaraan terutama di Isuzu, kecepatan 80 km/jam adalah kecepatan yang ideal—utamanya di jalan tol yang memungkinkan kecepatan tersebut. Jika dikomparasikan, kecepatan 80 km/jam setara 6,7 km per liter, sedangkan 90 km/jam setara 6,1 km per liter, dan 100 km/jam setara 5,4 km per liter.
JAGA RPM
Dalam hal menjaga RPM atau putaran mesin, cenderung menginjak pedal setengah bisa lebih menghemat solar dibanding injak hingga mentok. Demikian pula dengan RPM seperti pada keterangan di spidometer. RPM 1.000-2.000 (zona hijau di spidometer) adalah kategori hemat, sedangkan RPM 3.000 ke atas (zona merah) akan jauh lebih boros.
MAKSIMALKAN GIGI TINGGI
Maksimalkan gigi tinggi (4, 5, dan 6) juga membuat kendaraan lebih hemat solar dibandingkan cenderung di gigi 3 ke bawah. Sebab, dengan RPM yang sama, laju mobil menjadi lebih jauh. Menurut catatan Isuzu, cenderung memanfaatkan gigi 6 bisa meraih 10,6 km per liter dibandingkan cenderung di gigi 4 (6,7 km per liter).
JAGA KECEPATAN KONSTAN
Kecepatan yang konstan berarti RPM juga konstan. Dengan menjaga kecepatan konstan, maka RPM tidak naik turun dan bisa menghasilkan efisiensi solar 6,7 km per liter. Jika kita tidak konstan dalam kecepatan, maka hasilnya bisa di 6,1 km per liter, atau bahkan 5,5 km per liter. Contohnya, terkadang pengemudi berakselerasi lalu melambatkan laju dengan mengaktifkan exhaust braking atau rem knalpot. Rem knalpot memang berperan untuk meminimalkan beban rem cakram ataupun tromol pada roda. Namun, mengandalkannya karena kita kerap berakselerasi tiba-tiba sama saja membuang solar karena daya tertahan dalam pengereman.
PENGEREMAN
Pengereman yang berarti terjadi pengurangan kecepatan atau deselerasi juga berpengaruh pada efisiensi solar. Triknya adalah menghindari pengereman secara tiba-tiba walaupun sebenarnya pengemudi bisa memperhitungkan dan sadar bahwa kendaraan sudah harus stop pada jarak tertentu. Akan lebih efisien jika pengemudi sedari awal pelambatan kendaraan sudah menggunakan engine brake atau pengereman mesin, contohnya dalam 300 meter menuju jarak yang ditentukan. Perbandingannya, jika melaju dan rem tiba-tiba bisa membuang 24,1 cc solar, pelambatan dengan engine brake dalam 300 meter menuju titik stop hanya menghabiskan 0,8 cc solar.
MESIN MENYALA SAAT DIAM
Hindari mesin menyala saat diam. Misalnya saja, saat penurunan barang dalam jumlah kecil, sekadar urusan administrasi, dan lainnya yang mungkin terbilang remeh secara waktu. Sebab, saat itu, sudah pasti solar terbuang percuma. Namun jika hal ini dilakukan secara sering, tentu efeknya akan berpengaruh pada total efisiensi solar.
Di luar gaya berkendara dalam menunjang eco driving, Isuzu sendiri sudah terkenal akan efisiensi bahan bakarnya. Terlebih lagi, di mesin terbaru seperti pada Isuzu Elf, performa mesin meningkat bahkan hanya dengan RPM yang lebih kecil dari sebelumnya.
Isuzu NLR truk ringan 4 ban misalnya. Jika sebelumnya berdaya 100 PS pada 3.400 rpm, kini ia menggunakan mesin 4JJ1-TCC berdaya 120 PS pada 2.600 rpm saja. Adapun Isuzu Elf NMR tipe 6 ban jika sebelumnya 125 PS pada 2.900 rpm kini menggunakan mesin 4HL1-TCS berdaya 150 PS pada 2.600 rpm saja. Jadi, kombinasikan trik eco driving dengan kendaraan yang juga hemat solar.
Posted on: September 30th, 2022 by Isuzu Admin No Comments
Ketika daya saing usaha didukung oleh berbagai macam aspek, dan termasuk pula strategi harga sudah dijalankan, adakalanya tantangan baru muncul. Contohnya baru-baru ini ketika kenaikan harga bahan bakar minyak mengena pula ke solar.
Bahan bakar yang menjadi andalan bagi para pelaku usaha ini naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 dan mulai ditetapkan berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.
Dengan kenaikan tersebut, ada selisih Rp 1.650 yang mesti dipikirkan ulang dalam strategi usaha. Padahal, biaya bahan bakar sendiri merupakan komponen terbesar pada total operasional. Yang perlu disadari, biaya operasional memakan porsi yang sangat besar.
Isuzu dalam sebuah riset ISZ.INA.FD2.PPP05.00.2022-Eco Driving mendapati 73 persen biaya adalah untuk operasional, sedangkan biaya kepemilikan hanya 27 persen. Riset ini diperoleh pada penggunaan 5 tahun dengan rata-rata pemakaian 60.000 km per tahun terhadap Isuzu Giga FVZ.
Biaya-biaya operasional ini sendiri termasuk uang pengemudi, perawatan, ban, pajak tahunan, hingga penyusutan, dan tentu saja bahan bakar atau solar.
“Untuk setiap trip kita yang berjalan 45 persen adalah yang kami berikan kepada pengemudi. Dari 45 persen itu, 40 persennya bahan bakar,” demikian tanggapan lain dari salah satu pengusaha logistik, Direktur PT Serasi Logistics Indonesia Adil Juna Ginting.
Memang memijat dahi jadinya–apalagi BBM mau tidak mau sudah naik. Namun manakala melihat biaya kepemilikan sebenarnya bisa ditekan, kenapa tidak memanfaatkan truk sebagai aset dengan biaya solar yang lebih hemat.
“Dengan common rail ini secara elektrikal diatur sehingga maksimal. Begitu kita bandingkan 3,5 km per liter, yang lain mungkin 3 km. (Lebih hemat) bisa 7 persen karena kita punya pembanding. Kalau tidak, kita tidak bisa bilang lebih hemat bahan bakar,” sambung Adil Juna Ginting.
Ia sendiri menggunaan Isuzu untuk operasional. Terlebih lagi dengan penerapan mesin common rail yang bagi Isuzu tidak hanya pengalaman 11 tahun di Isuzu Giga, tetapi kini sudah diterapkan menyeluruh di lain tipe, yakni Isuzu Elf dan pick-up Isuzu Traga.
Bahkan Isuzu meningkatkan performa, termasuk di Isuzu Elf. Truk kelas medium tersebut meningkat secara tenaga tetapi justru menjadi lebih hemat BBM. Putaran mesinnya lebih kecil dalam menghasilkan daya yang lebih besar dari sebelumnya.
Isuzu NLR truk ringan 4 ban kini menggunakan mesin 4JJ1-TCC berdaya 120 PS pada putaran mesin 2.600 rpm (sebelumnya 100 PS di putaran puncak 3.400 rpm). Sementara itu, Isuzu Elf 6 ban tipe Isuzu NMR kini menggunakan mesin 4HL1-TCS berdaya 150 PS di putaran 2.600 rpm (sebelumnya 125 PS pada 2.900 rpm).
Strategi untuk berpacu menyuguhkan harga kompetitif setidaknya bisa disikapi dengan pemilihan kendaraan. Dengan performa lebih baik, meningkatkan ritase, maka konsumsi solar pun bisa lebih ditekan.